Latest News

Tuesday, March 1, 2011

Analisis Tritium Di Udara Lingkungan Sekitar Reaktor Triga 2000 PTNBR Batan Bandung

ANALISIS TRITIUM DI UDARA LINGKUNGAN SEKITAR REAKTOR TRIGA 2000 PTNBR BATAN BANDUNG

Putu Sukmabuana, Poppy Intan Tjahaja, Neneng Nur Aisyah
PTNBR, BATAN

ABSTRACT
ANALYSIS OF ENVIRONMENTAL ATMOSPHERIC TRITIUM IN THE VICINITY OF TRIGA 2000 REACTOR, PTNBR BATAN BANDUNG.
The operation of nuclear reactor, normally, produce several radionuclides probably releases to the environment, the one is tritium. Tritium is released to the environment as water vapor (HTO), and if entering human body it will be distributed and bounded to the body tissues, finally can cause DNA structure damages. For worker and environmental safety in the reactor site, the tritium presence in the reactor as a source point and in the environment should be observed. In this research tritium concentration in reactor tank, bulk shielding, reactor hall, and environment were measured. Water samples of reactor tank and bulk shielding were taken and directly measured using liquid scintillation counter (LSC). The air samples of reactor hall and environment were carried out using active sampler. The air was sucked using air pump and flow to the 2 trapping tubes filled with aquadest. The aquadest on the tubes were measured using LSC. From LSC measurement the tritium concentrations in reactor tank, bulk shielding, and reactor atmosphere, were obtained to be 8.236 � 0.677 kBq/L, 18,612 � 9.590 kBq/L, dan 1.704 � 0.046 Bq/L air, whereas the tritium concentration in the environmental atmosphere were between 0.139 and 2.102 Bq/L air according to sampling locations. Reffering to the SK No. 02/Ka-BAPETEN/V-99 about Environmental Radioactivity Level, the tritium concentration in environmental atmosphere is under the limit of tritium concentration on environmental air, i.e. 7 Bq/L. The existence of tritium in the environment is natural contribution since the tritium concentration in reactor hall is relatively low.

Key words : Tritium, reactor, reactor-tank water, reactor hall air, environmental atmosphere
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : 0854 � 2910 Surakarta, 17 Oktober 2009

ABSTRAK
ANALISIS TRITIUM DI UDARA LINGKUNGAN SEKITAR REAKTOR TRIGA 2000 PTNBR BATAN BANDUNG.
Pengoperasian reaktor nuklir pada kondisi normal menghasilkan beberapa radionuklida yang mempunyai potensi lepas ke lingkungan, salah satunya adalah tritium. Tritium dapat terlepas ke lingkungan dalam bentuk uap air (HTO), sehingga bila masuk ke tubuh manusia akan menyebar ke seluruh jaringan dan dapat terikat dalam jaringan tubuh, dan akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada struktur DNA. Untuk tujuan keselamatan pekerja serta lingkungan sekitar instalasi reaktor, maka keberadaan tritium di reaktor sebagai sumber potensi lepasan dan udara lingkungan reaktor perlu dipantau. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran konsentrasi tritium di dalam air tangki reaktor, bulk shielding, udara ruang reaktor dan udara lingkungan sekitar reaktor. Pengambilan sampel udara di ruang reaktor dan lingkungan dilakukan dengan metode pencuplik aktif, yaitu udara dihisap oleh pompa serta dialirkan ke dalam tabung yang berisi akuades. Akuades di tabung diukur aktivitas tritiumnya dengan liquid scintillation counter (LSC). Sampel air tangki reaktor dan air dari bulk shielding diukur kandungan tritiumnya secara langsung menggunakan LSC. Dari hasil pengukuran didapat konsentrasi tritium dalam air tangki reaktor, bulk shielding dan udara ruang reaktor masing-masing sebesar 8,236 � 0,677 kBq/L, 18,612 � 9,590 kBq/L, dan 1,704 � 0,046 Bq/L udara. Konsentrasi tritium dalam udara lingkungan berkisar antara 0,139 sampai 2,102 Bq/L udara, dan masih di bawah nilai baku mutu konsentrasi tritium di udara lingkungan berdasarkan SK No. 02/Ka-BAPETEN/V-99 tentang �Baku Mutu Tingkat Radioaktivitas Lingkungan�, yaitu 7 Bq/L. Keberadaan tritium di lingkungan dapat diindikasikan berasal dari alam bukan berasal dari ruang reaktor karena konsentrasi tritium di ruang reaktor relatif rendah.
Kata kunci : Tritium, reaktor, air tangki reaktor, udara ruang reaktor, udara lingkungan

1. PENDAHULUAN
Secara kimia, tritium adalah atom sederhana yang tersusun dari dua neutron dan satu proton. Dengan struktur inti atom yang demikian itulah, menyebabkan atom itu bersifat radioaktif. Tritium adalah pemancar partikel �, dengan energi maksimum 18 KeV, energi rata-rata 5,7 KeV dan mempunyai waktu paruh 12,3 tahun [1]. Karena energi tritium relatif rendah maka daya tembusnyapun rendah. Walaupun demikian, keberadaannya di lingkungan tidak bisa diabaikan begitu saja. Tritium dapat berada di lingkungan secara alamiah sebagai akibat adanya interaksi antara sinar kosmis dan partikel-partikel yang ada di atmosfir (kosmogenik). Di samping itu, tritium juga dapat berada di lingkungan karena hasil kegiatan manusia, misalnya: percobaan senjata nuklir, operasi reaktor nuklir dalam keadaan normal maupun saat terjadi kecelakaan. Pada kondisi normal operasi reaktor nuklir dapat melepaskan tritium ke lingkungan dalam bentuk uap air (HTO) [1].

Di lingkungan, tritium mengikuti siklus air, yaitu tritium dalam bentuk uap air terdeposisi ke permukaan tanah atau sistem perairan, dan seterusnya masuk ke dalam biota (tanaman, hewan) dan manusia [2]. Karena mempunyai sifat yang sama dengan hidrogen, maka bila masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dan dapat terikat dengan baik pada jaringan tubuh. Dengan berlalunya waktu, partikel-partikel � yang dipancarkan oleh atom tritium akan berinteraksi dengan sel-sel di dalam tubuh, dan mengakibatkan kerusakan DNA [3, 4].
Karena partikel � adalah sama dengan elektron, maka mempunyai sifat seperti ion negatif dan disebut juga sebagai radiasi pengion. Oleh karena itu, tritium di dalam jaringan tubuh manusia dapat mengubah molekul-molekul yang terkandung di sel-sel tubuh manusia menjadi molekul yang bermuatan atau ion. Bila hal itu terjadi, maka rusaklah jaringan tubuh manusia dan inilah yang dimaksud dengan bahaya radiasi pengion.

Berbeda dengan di luar negeri, di Indonesia terlepasnya tritium dari pengoperasian reaktor nuklir masih kurang mendapat perhatian yang memadai. Hal itu mungkin disebabkan oleh energi yang dipancarkan relatif rendah dan toksisitasnya yang tidak terlihat dalam jangka waktu pendek. Tapi perlu diingat bahwa tritium adalah isotop hidrogen yang mana merupakan salah satu unsur pembangun tubuh yang utama, sehingga bila masuk ke dalam tubuh baik melalui pernafasan, pencernaan maupun melalui penyerapan oleh kulit, maka dengan cepat akan tersebar ke seluruh jaringan tubuh, misalnya cairan intraselluler dan ekstraseluler, dan akhirnya merusak DNA [3].

Untuk tujuan keselamatan pekerja serta lingkungan sekitar tapak dilakukan analisis lingkungan terhadap keberadaan tritium di reaktor TRIGA 2000, PTNBR BATAN Bandung, mulai dari sumber potensi cemaran sampai ke lingkungan dalam tapak reaktor. Analisis dilakukan dengan mengukur konsentrasi air tangki reaktor dan bulk shielding sebagai sumber cemaran, udara ruang reaktor, serta udara sekitar reaktor dalam tapak. Dari hasil analisis diharapkan dapat diketahui apakah ada kontribusi pengoperasian reaktor TRIGA 2000 terhadap konsentrasi tritium di lingkungan.

No comments:

Post a Comment

Tags